MEDAN ELEKTROSTATIS
Medan elektrostatis terjadi ketika dua benda masing-masing memiliki muatan listrik yang berbeda. Sebuah benda disebut bermuatan negatif ( – ) jika memiliki kelebihan elektron relatif terhadap lingkungannya . Sebuah benda disebut bermuatan positif ( + ) jika kekurangan elektron relative terhadap lingkungannya.
Medan elektrostatik memiliki beberapa kesamaan dengan medan magnet . Kedua benda akan saling tarik menarik jika memiliki muatan yang berbeda jenis (misal – dengan +). Kedua benda akan saling tolak menolak jika memiliki muatan yang sejenis. Garis-garis fluks elektrostatik di sekitar sepasang benda digambarkan mirip dengan garis fluks magnetik antara dan di sekitar sepasang kutub magnet yang berlawanan.
Dalam sudut yang lain, medan elektrostatik dan magnetik berbeda, dimana medan elektrostatik tidak dapat melalui benda-benda logam , sedangkan medan magnet dapat melewati sebagian besar logam . Medan elektrostatik timbul dari perbedaan potensial atau gradien tegangan , dan bisa ada ketika pembawa arus , seperti elektron , adalah stasioner/ diam (“statis ” dalam ” elektrostatik ” ). Sedangkan medan magnet timbul dari gerakan pembawa muatan , yaitu dari aliran arus.
Interaksi yang terjadi pada 2 muatan atau lebih tersebut dapat dihitung besar gayanya dengan menggunakan rumus yang dikembangkan dari Hukum Coulomb, yaitu rumus Gaya Coulomb. (Sumber:http://blog.ub.ac.id).
PETIR
Petir disaat belum terjadinya hujan adalah awan dalam keadaan netral, yaitu jumlah dari elektron dan proton nya sama. Nah disaat hujan turun, terjadilah pergesekan diantara partikel diawan dengan udara yang menyebabkan dihasilkanya awan bermuatan listrik statis. Kemudian disaat proses pelepasan dari muatan listrik dari awan dimulai, maka akan menghasilkan bunga api listrik yg kita kenal dengan sebutan petir (halilintar).
Benjamin Franklin ialah orang yg pertama kalinya pada tahun 1700 menyebutkan bahwa halilintar merupakan salah satu penerapan listrik statis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penyelidikan yang diungkapkannya disebut bahwa listrik statis itu bisa bergerak dengan cepat tergantung pada media yang menjadi perantaranya atau bahan-bahan tertentu. Disebut juga bahwa permukaan yang bentuknya lancip atau runcing juga akan dengan mudah menarik lebih banyak elektron jika dibandingkan dengan permukaan datar.
Bagaimana petir terjadi?
Petir adalah salah satu contoh pembebasan muatan listrik dalam jumlah yang cukup besar. Pembebasan ini bisa terjadi antara awan dan awan atau antara awan dan bumi. Kenapa ke bumi? Karena bumi merupakan suatu tempat yang mampu menampung berapapun besarnya muatan listrik.
Ketika awan bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk membentuk hujan, maka awan akan mengalami polarisasi akibat pengaruh suatu tempat di permukaan bumi, biasanya tempat yang lebih tinggi terhadap sekitarnya.
Polarisasi muatan ini menyebabkan terjadinya perbedaan potensial yang sangat tinggi yang bisa mengakibatkan terjadinya loncatan bunga api kita dikenal dengan nama petir.
PERINGATAN DINI POTENSI TERJADINYA PETIR
Aktivitas medan elektrostatik dalam awan dapat di indikasikan dengan beberapa tahapan yang tentunya dapat di jadikan sebagai bahan peringatan potensi terjadinya petir.
Tahapan pertama ketika sudah terdeteksi adanya aktivitas pemisahan muatan di awan, yang artinya mulai waspada akan potensi terjadinya petir.
Tahap kedua, ketika mulai terjadi pelepasan muatan sebelum petir turun ke bumi.
Tahap ketiga, ketika petir sudah turun ke bumi.
Tahap ketiga (terakhir) itu diberikan ketika sudah tidak terjadi aktivitas baik pemisahan maupun lepasnya muatan pada awan (Salma Zahra : https://www.itb.ac.id/)