- 1 LAPORAN KEJADIAN
- 2 CURAH HUJAN
- 3 ANALISIS METEOROLOGI
- 3.1 Angin 3000 ft
- 3.2 Suhu Muka Laut
- 3.3 Kelembaban Udara
- 3.4 Citra Satelit
- 3.5 Peta Kejadian Petir
- 4 Kesimpulan
- 4.1 Kesimpulan
- 4.2 Prospek Kedepan
1. LAPORAN KEJADIAN
2. CURAH HUJAN
Berdasarkan laporan saat terjadi sambaran petir di lokasi kejadian kondisi cuaca berawan tebal (mendung/tidak terjadi Hujan).
3. ANALISIS METEOROLOGI
Analisis parameter meteorologi saat kejadian sambaran petir adalah sebagai berikut :
3.1 Angin 3000 ft
3.2 Suhu Muka Laut
3.3 Kelembaban Udara
(RH 850 mb).
Berdasarkan data kelembaban udara pada lapisan 850 mb tanggal 19 Januari 2022 pukul 00 UTC, wilayah sebagian Cilacap, kelembaban udara terpantau basah 75 % – 95 %.
(RH 700 mb)
Berdasarkan data kelembaban udara pada lapisan 700 mb tanggal 19 Januari 2022 pukul 00 UTC, wilayah Cilacap bagian barat, kelembaban udara terpantau 55 % – 65 %.
(RH 500 mb).
Berdasarkan data kelembaban udara pada lapisan 500 mb tanggal 19 Januari 2022 pukul 00 UTC, wilayah sebagian Cilacap, kelembaban udara terpantau 45% – 55 %.
3.4 Citra Satelit
Dari pantauan citra satelit tanggal 19 Januari 2022 Pukul 07.00 – 08.00 UTC terpantau adanya perkembangan awan Cumulonimbus (cb) diatas wilayah cilacap. Saat terjadi sambaran petir diatas wilayah tersebut awan cb berasal dari gabungan cel awan cb.
3.5 Peta Kejadian Petir
Berdasarkan data petir hari Rabu tanggal 19 Januari 2022 antara pukul 13.00-15.00 WIB, terpantau sebaran petir type CG (cloud to ground) baik type CG- maupun CG+. Parameter CG+ merupakan petir yang mengantarkan muatan positif ke tanah dan lebih banyak terdeteksi pada awan cumulonimbus (cb). Sebaliknya CG- mengantarkan muatan negative ke tanah dan berhubungan dengan curah hujan konvektif.
4. KESIMPULAN
Dari hasil analisis beberapa parameter meteorologi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
4.1 Kesimpulan
Aktivitas sambaran petir yang berdampak terhadap meninggal seorang anak dengan luka bakar dibagian pundak berasal dari awan Cumulonimbus yang saat itu sedang berkembang dengan kuat.
Adanya konvergensi diatas pulau Jawa mengindikasikan adanya pertumbuhan awan konvektif terutama awan cb seperti ditunjukan pada citra satelit antara pukul 13.00 -15.00 WIB.
Pada saat kejadian kondisi cuaca berawan tebal (mendung) yang ditunjukan berdasarkan kelembaban udara yang cenderung menurun terhadap ketinggian dan juga berdasarkan laporan tidak terjadi hujan.
Hal ini menjadi indikasi yang kuat bahwa type petir yang menyebabkan kematian pada saat kejadian adalah type CG+ yang berjarak kurang lebih 1.4 km hingga 2 km terhadap lokasi kejadian sambaran petir pada pukul 14.30 WIB.
4.2 Prospek Kedepan
Potensi pertumbuhan awan konvektiv yang didalamnya berpotensi terjadi petir terutama yang terjadi antara siang hingga malam hari untuk beberapa hari kedepan di bulan Januari 2022 diwilayah Cilacap masih berpotensi sehingga tetap diwaspadai dampaknya.