Gempa dan Cara Menentukannya

admin

Mungkin anda sering mendengar atau membaca berita informasi kejadian gempa dengan kekuatan 5 skala richter dengan pusat gempa berada di kota A dengan kedalaman sekian km.Tahukah anda darimana angka itu didapat?

Gelombang Gempa

Pusat gempa (Focus atau Hypocentrum) adalah titik runtuh awal dimana terjadi pergerakan yang tiba-tiba sehingga menimbulkan gempa. Titik di permukaan bumi yang terletak tepat di atas pusat gempa disebut epicentrum. Pada saat gempa terjadi di pusat gempa, maka dari pusat gempa tersebut meluncurlah 3 jenis gelombang.

1. Gelombang Primer (P)

Gelombang ini berjenis gelombang longitudinal yang persis terjadi pada pegas. Gelombang ini melibatkaan pemampatan dan pengembangan lapisan batuan ke segala arah menjauhi pusat gempa.
Gelombang ini sedemikian cepat sehingga merupakan gelombang yang pertama kali diterima oleh seismograf (alat pencatat gempa). Gelombang ini dapat merambat disemua media baik itu padat, cair ataupun berupa udara.
Gelombang P merambat melalui kerak bumi dengan kecepatan 4 sampai 7 km/detik dan 8 km/detik di mantel teratas bumi. Sebagai perbandingan, kecepatan suara di udara adalah 0,34 km/detik. 2. Gelombang Sekunder (S)
Gelombang ini berjenis gelombang transverse yang persis terjadi pada tali yang dikibas-kibas.Gelombang ini adalah gelombang yang kedua kali diterima oleh seismograf dengan kecepatan 3 sampai 4 km/detik. Gelombang S hanya mampu merambat pada media padatan. 3. Gelombang Permukaan
Gelombang permukaan merambat di permukaan dan lebih lambat dari kedua gelombang di atas. DI permukaan gelombang ini merambat secara vertikal seperti gelombang air laut, dan saat bersamaan secara horisontal dari kiri ke kanan seperti ular yang berjalan. Bentuk gelombang yang terekam olah sismograf adalah sebagai berikut :

Gambar A.(Seismograf)

Gambar B.(Seismogram) Berdasarkan gambar (A) dan (B) diatas didapatkan informasi sebagai berikut :
  • Perbedaan waktu antara saat pertama gelombang P terjadi dengan saat pertama gelombang S tercatat di seismogram. Pada contoh seismogram (Gambar B), tercatat perbedaan waktunya adalah 25 detik.
  • Amplitudo maksimal (jarak terjauh yang tercatat dari garis dasar baseline seismogram) dari gempa.
Pada contoh seismogram (Gambar B), tercatat amplitudo maksimalnya adalah 20mm.Selanjutnya dengan menggunakan diagram dibawah kita akan mendapatkan :
  • Jarak episentrum gempa dengan stasiun pencatat. Pada skala yang paling kiri, dapat terlihat jika perbedaan waktu=25 detik, akan didapat jarak sebesar 210 km
  • Dengan menghubungkan angka amplitudo maksimal pada skala paling kanan dengan titik perbedaan waktu di skala paling kiri, kita dapat memperoleh besaran angka magnitude gempa pada skala di tengah (5 skala Richter)
Menentukan lokasi episentrum
Jarak episentrum yang di dapat dengan cara di atas hanya menunjukan jarak antara episentrum dengan stasiun pengamat. Kalau digambar, episentrum bisa berada dimana saja dalam lingkaran A misalnya. Untuk menentukan letak episentrum secara tepat, dibutuhkan minimal 2 data jarak episentrum lagi dari 2 stasiun pengamat yang berbeda.
Jika masing-masing stasiun pengamat dibuat lingkaran dengan jari-jari sepanjang jarak episentrum masing-masing, maka akan didapatkan titik potong dari ke 3 lingkaran yang merupakan lokasi episentrum dari gempa.

 

Bagikan:

Tags

Leave a Comment