Pasang Surut Air Laut

admin

Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik bendabenda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut dibumi. Karena jarak Bumi dan Bulan lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar daripada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik matahari (Triatmodjo,1999 ).

Pasang surut yang terjadi si suatu perairan yang diamati adalah merupakanpenjumlahan dari komponen-komponen pasang yang disebabkan oleh gravitasi bulan, matahari, dan benda-benda angkasa lainnya yang mempunyai periode sendiri tipe pasang yang berbeda-beda dan sangat tergantung dari tempat dimana pasang itu terjadi.

Tipe Pasang Surut

Pasang surut di berbagai daerah dapat dibedakan empat tipe, yaitu :

  1. Pasang surut harian ganda (semi diumal tide) Yaitu pasang surut yang memiliki sifat dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan juga dua kali surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang surut terjadi berurutan secara teratur.
  2. Pasang surut tunggal (diumal tide) Yaitu pasang surut yang apabila dalam satu hari hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, ini terdapat di selat malaka.
  3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiumal) Yaitu pasang surut yang dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda.
  4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diumal) Yaitu dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda.

Tipe pasang surut (Sumber : Triatmodjo,1999)

Metode Admiralty

Metode Admiralty sebagai perhitungan pasang surut. Metode ini terbatas untuk menguraikan data pasang surut selama 15 atau 29 hari dengan interval pencatatan 1 jam. Metode ini menghitung phasa dari sembilan komponen pasang surut yaitu M2, S2, N2, K1, O1, M4, MS4, K2 dan P1. Dari ke sembilan komponen pasang surut tersebut dapat di hitung reerensi tinggi muka air laut yang diinginkan. Metode ini menghitung amplitudo serta muka air laut rata-rata (MSL).

Elevasi Muka Air Pasang Surut Rencana

Beberapa elevasi yang ditetapkan berdasar data pasang surut (Triatmodjo,1999) :

  1. Muka air tinggi (high water level), muka air tertinggi yang di capai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang surut.
  2. Muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah ang dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut.
  3. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL), adalah rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun.
  4. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL), adalah rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun.
  5. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL), adalah muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan sebagai referensi dalam menetapkan elevasi daratan.
  6. Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL), adalah air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
  7. Air rendah terendah (lowest low water level LLWL), adalah air terendah pada saat pasang surut purnama atau air mati.



Bagikan:

Tags

Leave a Comment